A.
PENDAHULUAN
Nasionalisme muncul dan berkembang sebagai ideologi atau paham
dalam mewujudkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan berbudaya. Paham
ini dipengaruhi dengan adanya sejarah dan dinamika sosial budaya yang berkembang
pada tiap-tiap negara. Secara etimologis nasionalisme berasal dari kata natie yang berarti
dilahirkan(keturunan), nation yang
berarti bangsa, national yang berarti
ciri khas yang membedakan dengan bangsa lain, nasinalitas yang berarti rasa kebangsaan, dan nasionalist adalah orang yang cinta persatuan atau bangsa.
Nasionalisme memiliki dua pengertian
yaitu nasionalisme pengertian lama dan nasionalisme pengertian modern.
Nasionalisme pengertian lama merupakan paham kebangsaan yang berdasarkan pada
kejayaan masa lampau. Sedangkan nasionalisme pengertian modern merupakan paham
kebangasaan yang menolak penjajahan untuk membenetuk negara yang berdaulat dan
demokrasi. Pengertian nasionalisme lama berlaku pada negara-negara Eropa dan
negara yang telah merdeka. Mereka menganggap bahwa negara mereka meupakan
negara yang superior dan melahirkan imperealisme. Namun nasionalisme modern
menggap bahwa negara tersebut pernah dijajah dan mereka melakukan aksi
pemberontakan atau perjuangan untuk memerdekakan diri dari para penjajah.
Sehingga dengan kata lain nasionalisme modern muncul sebagai reaksi dari adanya
konsep imperealisme yang ditanamkan pada negara jajahan.
Negara-negara di Asia Tenggara merupakan
negara tujuan penerapan konsep imperealisme barat. Sehingga negara-negara
dengan paham nasionalis menecerminkan bangunan masyarakat Asia Tenggara dengan
adanya reaksi terhadap imperealisme barat. Satu negara yang perkembangan
nasionalisme tumbuh terlebih dahulu adalah negara Filipina. Maka dibawah ini
akan diuraikan mengenai sejarah munculnya nasionlisme di Filipina.
B.
NASIONALISME
DI FILIPINA
1.
Penjajahan
Spanyol
Pada
tahun 1571 Manila jatuh ketangan Spanyol. Pada saat itu mulailah penjajahan
Spanyol atas Filiphina sampai tahun 1898. Tujuan dari penjajahan Spanyol dalah
sebagai berikut :
a. Menyebarkan
agama kristen katholik.
b. Menjalin
hubungan dengan negara Jepang.
c. Menguasai
perdagangan rempah-rempah.
Pada hakikatnya bangsa Filipina dijajah
oleh bangsa spanyol dengan dua macam pemerintahan:
a. Pemerintahan
Agama yang dikepalai oleh seorang Uskup Besar. Penyebaran agama Roma Katolik
mendapat bantuan dari pemerintah spanyol sebagian besar penduduk Filipina
memeluk agama Roma Katolik hanya Filipina bagian selatan tidak dapat
dipengaruhi dan tetap memeluk agama Islam (Moros). Biara-biara Roma Katolik
muncul dimana-mana yang akhirnya menguasai sebagian besar tanah-tanah di
Filipina. Para petani tidak dapat berbuat apa-apa karena biara-biara itu
mendapatkan jaminan dan perlindungan dari pemerintah jajahan Spanyol.
b. Pemerintahan
sipil yang dikepalai oleh seorang Gubernur Jendral
Kedudukan pemerintahan sangat kuat karena hal-hal yang menyangkut keagamaan dianggap lebih penting dari pada yang lainnya. Maka terhadap pemerintahan agama inilah bangsa Filipina mengarahkan seranganya untuk membebaskan diri. Sedang pemerintahan sipil, sebagaimana dengan sistem pemerintahan bangsa-bangsa Eropa atau bangsa-bangsa penjajah lainnya, untuk memenuhi kepentingan kaum penjajah, mereka selalu melakukan tindakan penindasan dan pemerasan.
Kedudukan pemerintahan sangat kuat karena hal-hal yang menyangkut keagamaan dianggap lebih penting dari pada yang lainnya. Maka terhadap pemerintahan agama inilah bangsa Filipina mengarahkan seranganya untuk membebaskan diri. Sedang pemerintahan sipil, sebagaimana dengan sistem pemerintahan bangsa-bangsa Eropa atau bangsa-bangsa penjajah lainnya, untuk memenuhi kepentingan kaum penjajah, mereka selalu melakukan tindakan penindasan dan pemerasan.
2.
Faktor
Yang Mempengaruhi Nasionalisme Di Filiphina
Nasionalisme di
Filipina pada dasarnya disebabkan oleh tiga faktor yaitu:
1. Adanya praktik imperealisme dan kolonialisme
bangsa Spanyol.
Praktik
ini ditandai dengan berbagai kebijakan bangsa Spanyol yang sangat memberatkan
rakyat Filipina. Pada dasarnya kebijakan ini berakibat kedalam tiga aspek
kehidupan masyarakat filipina yaitu politik, ekonomi, dan sosial.
Kebijakan
dalam aspek kehidupan politik terlihat dari tidak diperkenankannnya masyarakat
atau penduduk Filipina untuk menduduki kursi pemerintahan Filipina. Kursi
pemerintahan negara Filipina hanya boleh diduduki oleh bangsa spanyol atau
eropa.
Di
bidang ekonomi terlihat dari cara pemerintah memperlakukan para petani filipina
dengan tidak berperi kemanusiaan. Tanah pertanian di Filipina sebagian besar
dikuasai atau dimiliki oleh para biarawan. Sehingga para petani filipina
bekerja sebagai petani penggarap tanah para biarawan dengan gaji yang sangat
minim (dibawah standar gaji).
Bangsa
Filipina yang semula merupakan daerah kekuasaan salah satu kerajaan di
Indonesia yang menganut agama Islam atau Moro atau Moros (dalam bahasa
Filipina) lambat laun tersingkirkan dan digantikan oleh agama Roma Katholik.
Selain itu, budaya tradisional bangsa Filipina mulai tergeser dengan budaya
bangsa Spanyol dan Eropa. Masyarakat filipina lambat laun mengenal dunia
pendidikan dan ilmu pengetahuan yang berkembang di negara-negara eropa lainnya.
Adanya perbedaan perlakuan terhadap pelayanan terhadap masyarakat filipina dan
terntara dengan bangsa spanyol. Selain itu, banyak para remaja atau kaum
bangsawan Filipina yang belajar atau mengenyam dunia pendidikan di eropa. Hal
ini nantinya akan mempengaruhi cara berpikir masyarakat Filipina dan merupakan
slah satu faktor yang melatarbelakangi dibentuknya organisasi nasional
danpergerakan nasional. Adanya hal tersebut maka kebijakan pemerintah spanyol
mempengaruhi kehidupan sosial bangsa Filipina.
2. Dibukanya
terusan Zues.
Dibukanya
terusan Zues ini memberikan dampak yang cukup besar bagi perkembangan
pengetahuan bagi masyarakat bangsa filipina. Hal ini dikarenakan adanya
transportasi informasi mengenai ilmu pengetahuan yang berkembang di Eropa
seperti paham demokrasi dan liberal di eropa dan ilmu pengetahuan lain ke pada
msyarakat Filipina. Berbagai buku-buku yang terbit di eropa juga mudah di beli
atau di temukan di Filipina. Selain itu, banyak pelajar Filipina yang belajar
mengenai ilmu pengetahuan yang berkembang di Eropa.
3. Munculnya
kaum etis.
Setelah
dibukanya terusan Suez, maka perkembangan pendidikan bagi pelajar dan
masyarakat Filipina semakin maju. Ketika para pelajar atau mahasiswa Filipina
yang belajar di Eropa kembali ke Filipina, mereka melihat berbagai ketimpangan
yang terjadi di Filipina. Adanya ketimpangan yang kurang menguntungkan bangsa
Filipina, para mahasiswa ini membuat beberapa organisasi nasional. Organisasi
nasional ini bertujuan untuk mendapatkan kemerdekaan negara yang seutuhnya.
Organisasi tersebut antara lain adalah Compenerismo, Katipunan, dan Liga
Filipina. Gerakan-gerakan inilah yang nantinya akan mengantarkan pada
kemerdekaan bangsa Filipina.
4. Pengruh
revolusi kemerdekaan di Amerika Latin yang menentang imperialisme Spanyol.
Diantaranya adalah Perang Kemerdekaan Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika
Selatan terhadap bangsa Spanyol (1810-1828), membuka mata bangsa Filipina bahwa
Spanyol dapat dikalahkan.
C.
GERAKAN
NASIONAL
Gerakan nasional di Filipina di pelopori
oleh kaum pelajar atau etis yang telah belajar di negara eropa. Melihat adanya
ketidaksesuaian pemerintahan Spanyol terhadap rakyat Filipina, maka kaum pelajar
atau etis membuat sautu gerakan nasional. Hal ini dilakukan agar Filipina
menadapatkan kemerdekaannya. Gerakan Nasional itu antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Compenerismo
Compenerismo
yang berarti persahabatan. Lahir pada tahun 1880 yang bertujuan mengusahakan
pendididkan yang patriotis (semacam Budi Utomo).
2. Liga
Filipina
Didirikan
oleh Jose Rizal pada tahun 1982. Jose Rizal adalah seorang dokter lulusan St.
Thomes, filsuf, sastrawan pujangga, ahli hokum dan seniman, serta telah
mengunjungi Spanyol, Prancis, Jerman, dan Ingris. Ia terkenal seorang tokoh
nasional yang muda. Upaya yang dilakukannya antara lain mendirikan gerakan
propaganda untuk menanamkan persamaan hak di kalangan bangsa Filipina dengan
Spanyol serta menuntut kebebasan berbicara, rapat dan berkumpul untuk
mengeluarkan pendapat baik secara lisan maupun tulisan. Cara perjuangan yang
ditempuhnya adalah menolek cara-cara radikal, mengutamakan cara persuasive
untuk membina dan menyadarkan bangasa Filipina yang dilakkukan melalui tulisan
dalam mejalahnya “La Solidarided” pimpinan Lopez Jaena.
Selain majalah
juga dua buah novel yang isinya mengecam ppemerintahan spanyol dan tindakan
kaum Gereja. Novel pertamanya ialah “noli Me Tangere” tahun 1887 dan novel
keduanya ialah “El Filibusterism” yang terbit tahun 1891. Kedua novel tersebut
dilarang beredar. Tahun 1982 ia mendirikan gerakan Liga Filipina, sebuah organisasi
untuk memajukan bangsa Filipina, tapi kemudian gerakan ini dilarang sehingga
iapun ditangkap dan dibuang ke Mindanau. Pengikut-pengikutnya yang sifatnya
lebih radikal meminta kepada ia agar mau memberontak, di antaranya Andres
Bonifaciio. Ia mendirikan gerakan radikal tahun 1896 dengan nama Katipun Ng mga Anak Ng Bayan yang
artinya gerakan persatuan anak rakyat.
Gerakan ini lebih radikal dan bermaksud mengajak Jose Rizal
agar mau memberontak. Tahun 1896 di luar pengetahuan Jose Rizal gerakan yang
bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Filipina ini melakukan pemberontakan.
Dengan gerakan itu Spanyol menuduh dan menagkap Jose Rizal melakukan
pemberontakan. Dalam pertemuan dengan Spanyol, Jose Rizal menyatakan bahwa ia
tidak setuju dengan pemberontakan itu. Tapi tetap Spanyol tetap menyangkal
bahwa Rizal tidak setuju dengan gerakan itu dan Spanyol mengatakan bahwa Rizal
menyatakan itu karena gerakannya tidak berhasil. Akhirnya Jose Rizal dihukum
mati. Oleh pemerintahan Spanyol pada bulan Desember 1896. Sedangkan Bonifacio
dapat melarikan diri.
3. Gerakan
Katipunan
Periode ini diisi dengan pemberontakan-pemberontakan melawan
Spanyol yang dimulai dengan pecahnya pemberontakan Katipun, yang perjuangannmya
menggunakan senjata. Pemberontakan Katipunan gagal yang kemudian munculah
seorang tokoh pergerakan baru yaitu Emilio Aguinaldo. Ia lahir 1869 di Kalfit.
Ia seorang pejuang yang radikal yang melanjutkan pemberontakan Katipunan yang
dipimpin oleh Andres Bonifaciio. Tahun 1897 Ia terpilih sebagai ketua dan
Bonaficiio sebagai sekretarisnya. Karena antara dua tokoh ini terjadi
persaingan maka terjadilah pembunuhan terhadap Andres Bonaficio. Gerakan
Katipunan yang dipimpin oleh Emilio ini tidak dapat dihancurkan oleh Spanyol,
sehingga gubernur Jendral Primo de Rivera mengajukan perdamaian kepada Emilio
Aguinaldo, maka ditanda tanganilah perjanjian Biac-na-bato Desember 1897.
Isiperjanjian tersebut adalah:
1. Angunaldo
meletakkan jabatan sebagai ketua dan menghentikan perlawanan.
2. ia
mengasingkan diri ke Hongkong seumur hidup dan akan diberikan uang 800 ribu
peso oleh pemerintahan Spanyol.
3. pemerintahan
Spanyol akan memberikan ganti rugikepada Petani 900.000 peso.
Namun kedua belah pehak tidak mentaati perjanjian itu
terutama Spanyol yang tidak membayar seluruh ganti rugi kepada Filipina,
Angunaldo sendiri hanya diberi setengahnya, dan uang yang diberikan Spanyol
oleh Angunaldo dibelikan persenjataan untuk dipakai memberontak Spanyol.
Sementara itu, tahun 1898 timbul suasana tegang dan
permusuhan antara AS dengan Spanyol yang bermula terjadi di Cuba. Permusuhan
ini meluas ke Filipina dan Amerika bermaksud mengusir Spanyol dari Filipina.
Pimpinan Armada Dewey sampai diteluk Filipina bulan Mei armada tersebut, dengan
harapan setelah Spanyol kalah Filipina dimerdekakan Aguinaldo akan dijadikan
Presiden. Pada bulan Agustus 1898 Spanyol menyerah. Setelah spanyol kalah AS
tidak memberikan kemerdekaan kepada Filipina, akibatnya Agunaldo
memproklamirkan republic Filipina tahun 1899 di Malolos. Dengan dibentuknya
republic Filipina terebut Amerika bertindak tugas terhadap Agunaldo dan
akhirnya Agunaldo ditangkap dan iapun menyerah. Pada bulan Maret 1901
pemberontakan Agunaldo berakhir pada 19 April 1901 dia meletakan senjata.
Tahun 1919 Filipina menuntut kemerdekaan penuh, tuntutan ini
dijawab Amerika dengan didirikannya Word Forbes Comission, pada tahun 1922 misi
ini menyatakan laporannya bahwa Filipina belum saatnya merdeka maka hal ini
harus ditangguhkan, namun Amerika membimbing Filipina untuk menuju kea rah
kemerdekaan.
Tahun 1934 Amerika mengeluarkan undang-undang yang dikenal
dengan The Tyaings Mc Duffie Act. Yang isisnya bahwa America akan memberikan
status Commonwealth kepala bangsa Filipina. Dan ini baru diwujudkan 4 Juli
tahun 1936 dengan penegasan bahwa Commonwealth ini merupakan bentuk masa
peralian dari situasi penjajahan kesituasi kemerdekaan penuh.
Sepuluh tahun kemudian tanggal 4 Juli 1946 Filipina diberi
kemerdekaan oleh Amerika yang mana hari itu sama dengan kemerdekaan Amerika.
Presiden Filipina I pada masa Commonwealth adalah Manuel Quezon.
Filipina (Manila) jatuh ketangan Jepang tanggal 2 Januari
1942 dan seluruh Filipina dikuasai pada tanggal 6 Mei 1942. Jepang menjajah
Filipina sampai tanggal 22 Oktober 1944. Dan saat Jepang disana sempat
membentuk Negara boneka dengan presidennya Lauren. Pada tanggal 4 Juli 1946
Filipina diberi kemerdekaan oleh Amerika dengan presidennya Manuel Roxas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar